Monday 8 June 2015

Pendakian Papandayan, Let's discover wilderness!





Banyak yang bilang, puncak itu hanya bonus. Perjalananlah yang memberi kita pengalaman dan banyak cerita, serta pertemanan yang lebih kuat. Kita tidak terus naik, dalam beberapa tempat untuk beberapa saat kita berhenti, beristirahat, menikmati alam, mendengar suara bumi. Papandayan 6-7 Juni 2015.




Berawal di warung kopi di Braga, pertemuan dengan kawan-kawan TOREAN langsung berakhir dengan keputusan, "Oke gue harus naik gunung!". 
"Naik gunung seru la, kalau ketemu orang atau kenalan sama orang di gunung rasanya langsung akrab banget, jadi keluarga"

"Di gunung itu enak, sepi, cuma kita dan alam"

"Puncak mah bonus doang.. yang penting perjalanannya"

"Iya waktu itu pernah nyasar digunung, ketemu penebang liar pada panik, padahal  naon urangmah keur nyasar"
 "Seru pas pagi-pagi, waktu kebelet, cari lahan galian"
" Udah, cobain aja dulu Papandayan, trek nya enak kok, cuma 3 jam sampai ke tempat berkemah, itu pun udah termasuk istirahat sama berhenti foto foto di jalan"
Well, finally ini dia perjalanan saya yang sedang selingkuh dari pacar pertama saya, yaitu pantai, dan berpaling ke gunung, Pendakian Papandayan. Gunung bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2665 mdpl ini terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tepatnya di kecamatan Cisurupan. Terakhir meletus pada tahun 2002 dan meninggalkan kawah yang cukup besar dan menarik perhatian banyak wisatawan baik itu pendaki maupun turis biasa yang hanya ingin melihat sekitaran kawah.

Dibutuhkan waktu sekitar dua jam dari Bandung untuk menuju ke point awal pendakian yaitu di Camp David. Kita bisa beristirahat dan mengumpulkan tenaga di tempat ini, karena memang sudah banyak terdapat warung yang menjual makanan, peralatan untuk mendaki, dan kita pun bisa menyewa alat-alat berkemah di camp David. Bahkan bagi kakak-kakak dan bapak-bapak, serta ibu-ibu sekalian, sudah bisa belanja batu akik di papandayan juga loooooh! Nyahahaha. ga ngerti lagi ini batu dimana-mana ada aja yg jualan. jat manjat manjat manjat..sok gosok gosok gosok... gosyooooook . hyuk, lanjut!













Let's get wonderfully lost! Pendakian diawali dari camp david, trek awal yang kita lalui berupa kawah dengan jalur menanjak dan bau belerang yang cukup menyengat di siang hari terutama pada sekitaran pukul 2, tepat disaat kita mulai mendaki! aiiih.. kita disambut dengan bau bumi. selamat datang di gunung  :))

Setibanya di ujung kawah, kita dihadapkan pada dua jalur yang berbeda, yang pertama adalah jalur lurus dengan jarak tempuh yang lebih dekat tapi dengan medan yang terjal mendaki serta langsung tembus ke jalur G. Nangklak dan area hutan mati, atau pilihan jalur kedua yang menurun ke kanan dengan jarak tempuh sedikit lebih jauh tapi banyak bonusnya. Tentu saja saya memilih jalur yang menurun, dan benar saja, bonusnya banyak sekali, jalanan yang landai, rindang, anakan sungai, ini bener-bener deh, segar mata,









 



Setelah dibuai dengan jalanan yang landai serta hijau, kali ini kita harus mengumpulkan lebih banyak semangat untuk naik ke jalanan yang menanjak sampai daerah lawang angin. Yep, di gunung jangan bakar apapun kecuali semangat!!! Huuu Haaa Huuu Haaaa, Yoooo.. lanjut sampai Geberhut!!!

Geberhut adalah pos terakhir pendakian, disana kita wajib lapor sebelum berkemah dan melanjutkan perjalanan sampai di Pondok Salada, tempat kita camping yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit.




Begitu sampai di Pondok Salada saya terkaget dengan banyaknya jumlah pendaki yang berkemah malam itu, ratusan! Ini gunung apa tempat kondangan? busyeeet aku tertipu lagi... uwo uwooo..mulutnyaaaa manis syekaliii tapi hati bagai srigala uwo uwo.. ku tertipu lagi. oh uwooooh.. 

Lama-lama duo ratu konser juga kali nih di Papandayan, terus Ahmad Dhani bingung ngejemput maya apa mulan, terus Ahmad Dhani jajan Cuanki Papandayan. uwoo..uwooo...

Guys, seriously rame banget! Bahkan banyak pedagang seliweran, cuanki, indomie, bakso, orang teriak disana-sini, is this some kind of joke?!

Mengutip tulisan dari @yogisofiharja yang menarik:
" Mendaki gunung menjadi trend beberapa tahun terakhir. Merupakan hal positif tentunya. Cuma ada hal penting yang tidak dimiliki semua pendaki, yaitu ilmu dan kesadaran. Berkegiatan di hutan dan gunung bukan hal yang sepele. Harus ada ilmu khusus yang melandasi. Juga harus ada kesadaran tentang pentingnya menjaga alam. Tahun lalu ketika saya berkunjung ke Papandayan, Pondok Salada belum seluas kemarin, artinya ada pembukaan lahan untuk kepentingan para pendaki yang mana ada pohon-pohon yang di tebang. Alangkah baiknya bila pendaki dibatasi demi menjaga kestabilan ekosistem. Sekarang ketika masuk di hutan pinggiran saladah banyak ditemui tisu dan sisa buang hajat yang seharusnya digali dan dikubur, tisu dibuang. Semoga ketika nanti kembali ke Papandayan, semua menjadi lebih baik."
Karena hutan bukan warisan nenek moyang, Tapi titipan anak cucu kita. Silahkan mencari kesenangan di hutan, dan bertanggung jawab terhadapnya. Bukan menyalahkan banyaknya pendaki, toh saya pun pendaki, penikmat alam, tapi alangkah baiknya jika kita menghargai apa yang kita nikmati. "Dijaga babarengan lah"



Anyway, sedikit kecewa karena kesunyian yang dicari justru hilang, tapi kita kembali ceria karena kebersamaan, toh kembali kepada tujuan awal, proses perjalanan, memperkuat pertemanan, menikmati alam, berterimakasih kepada-Nya.

Sore kami di pondok Salada dinikmati dengan iringan musik yang lirih dari Serambi langit yang membawakan lagu-lagu musisi folk indie dengan sangat apik, serta sharing mengenai lingkungan, tindakan emergency medis saat pendakian, dan tawa-tawa kecil di selanya, hingga malam.



Keesokan harinya kami memilih untuk turun melewati jalur lain, padang edelweis, hutan mati, dan kawah, berikut beberapa fotonya :)






















Gunung itu ibarat mimpi, mimpinya ga kemana-mana, sama kaya gunung. Tapi gimana cara kita ngejar mimpi itu. - @cumitsky
Terimakasih teman-teman, untuk ada, dan menikmati waktu bersama disana, Papandayan.

Salam hangat,
@laurahermawati 

5 comments:

Unknown said...

Salam hangat juga mba jadi pengen naik gunung juga abis baca ini heheehe

thebeachlovesme.blogspot.com said...

Hi, cobain mba, saya pun baru coba langsung suka, selingkuh dulu dari pantai nih kayanya :))

thebeachlovesme.blogspot.com said...

Hi, cobain mba, saya pun baru coba langsung suka, selingkuh dulu dari pantai nih kayanya :))

thebeachlovesme.blogspot.com said...
This comment has been removed by the author.
bukanrastaman said...

Kangen gunung....

Yah tp skrg gunung ramai

About Me

Mail: laurahermawati@gmail.com

Recent

Recent Posts Widget

Random

Recent Posts Widget